Sebenarnya kita belum berubah

Tahun baru merupakan momen tepat untuk meninjau kembali perjalanan selama satu tahun, membuat janji kepada diri sendiri untuk berubah, atau menarget suatu pencapaian agar hidup bisa terkontrol. Namun, perlu kita perhatikan, karena dunia sekarang ini konon tanpa batas dan kebiasaan orang lain bisa menulari kita, sebagian dari kita tertular juga untuk membuat resolusi tahun baru. Mungkin kita berjanji untuk menurunkan berat badan, atau berhenti merokok, atau belajar lebih tekun, dan sebagainya. Pendeknya, kita berjanji menjadi lebih baik dan berupaya menemukan kembali diri kita yang sebenarnya.Mirisnya, kebanyakan dari mereka yang gagal.

Memang pada awal tahun, kita bisa melaksanakan janji yang ada pada diri kita, mengontrol diri agar tidak mengingkari janji-janji yang terucap dalam hati yang paling dalam. Namun, konsisten dalam hidup memanglah sangat sulit, pengaplikasian perihal apa yang ada di pikiran kita sangat sulit terealisasi, sebab kemerosotan kesemangatan yang seharusnya langsung kita atasi dengan ingat bahwa kita kini telah bertaruh diri dengan harga diri kita, perihal janji di awal tahun, malah dibiarkan sehingga pada bulan februari, eh mungkin terlalu lama, pekan kedua pada bulan januari kita merasa tersiksa dengan komitmen kita, dan akhirnya kita lupa dengan target, janji atau apalah itu yang terucap pada saat kita telah meninjau seperti apa keseharian kita pada tahun sebelumnya.

Ada yang lebih miris lagi, ketika ada sebagian oramg yang kehilangan momen, disebabkan menganggap pergantian tahun sebagai momen tepat untuk berfoya-foya, bercumbu dengan pasangan, atau bergorombol dengan teman yang tentunya sama sekali tak mengandung faidah. Akhirnya, mereka kosong tanpa target, minim semangat dan kehidupan mereka selanjutnya semakin tak terarah. Inilah yang kemudian menjelma menjadi masalh besar bagi negara kita, untuk perkembangan moral para generasi indonesia, di sebabkan pola pikir mereka yang salah.

Coba liat seperti apa kasus yang ada pada generasi muda kita dimulai Pembunuhan Bocah berumur 6 tahun pada awal november lalu, kasus pencabulan, atau pembegalan payudara yang dilakukan oleh kalangan pelajar kepada mbak-mbak yang lewat di jalanan. Tentunya, bukti ini sudah cukup untuk membuka mata kita bahwa generasi kita kini tengah mengalami dekadensi moral secara drastis.hemat penulis, salah satu penyebabnya mungkin tidak adanya rasa ingin berubah atau harapan untuk menjadi orang baik, bahkan mereka berpikir bahwa masa muda merupakan momen tepat untuk berkelakuan tak acauh seperti apa yang mereka lakukan sekarang.

Oleh karena itu, mari kita jadikan momen pergantian tahun ini sebagai momen tepat untuk meninjau seerti apa keseharian kita, kemudian menaruh harapan tinggi di hari selanjutnya, dan tetntunya jika semuanya sudah terbangun harus disertai rasa komitmen unutk tak mengulangi kesalahan kita, dan menghargai janji yang kita ucapakan untuk menjadi lebih baik lagi, pendeknya harus konsisten. Mungkin jika hal ini benar-benar bisa terealisasi bisa mengobati dekadensi moral yang dialami oleoh pemuda kita sekarang.

Oleh : Ainul Fahmy*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *